TotalEnergies berupaya menghidupkan kembali proyek gas Mozambik yang dilanda teror
BUSINESS

TotalEnergies berupaya menghidupkan kembali proyek gas Mozambik yang dilanda teror

CEO TotalEnergies Patrick Pouyanne hari Senin bertemu dengan Presiden Mozambik Filipe Nyusi untuk membahas pembukaan kembali proyek gas alam yang ditutup hampir setahun lalu setelah serangan teroris.

Provinsi utara Cabo Delgado memiliki beberapa cadangan gas alam terbesar di dunia tetapi merupakan salah satu daerah termiskin di negara itu.

Sebuah serangan berani di kota pesisir Palma Maret lalu mendorong TotalEnergies untuk menangguhkan pekerjaan pada proyek $ 20 miliar.

Kekerasan di wilayah tersebut telah menyebabkan kematian sedikitnya 3.500 orang sejak 2017, sementara 820.000 telah meninggalkan rumah mereka.

“TotalEnergies tidak pergi karena ingin. Ia pergi karena diserang,” kata Nyusi. “Begitu kehidupan kembali normal, populasi akan dapat kembali, begitu juga bisnis karena Total bukan satu-satunya yang menderita akibat serangan itu.”

“Kunjungan Pouyanne penting untuk menilai apa yang terjadi dan salah satu hal yang akan kita lakukan bersama adalah membawa perdamaian ke distrik ini,” tambah Nyusi.

TotalEnergies awalnya merencanakan fasilitas gas alam cair (LNG) untuk mulai berproduksi pada tahun 2024, tetapi waktunya telah dimundurkan ke tahun 2026.

Bagian dari frustrasi bagi orang-orang di Cabo Delgado adalah bahwa proyek tersebut belum mulai menghasilkan pekerjaan atau manfaat lain bagi penduduk setempat.

Pouyanne mengatakan bahwa untuk membantu mengatasi masalah itu, perusahaannya telah setuju untuk meluncurkan skema pelatihan bagi 2.500 pemuda Mozambik untuk bekerja dalam “program pragmatis di lapangan.”

Dia mengaku optimistis dengan masa depan proyek tersebut.

“Banyak kemajuan telah dicapai, biar saya perjelas,” kata Pouyanne, meskipun dia mengakui masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai situasi keamanan yang berkelanjutan.

“Keamanan bukan hanya masalah angkatan bersenjata,” katanya. “Ini juga merupakan pertanyaan untuk bekerja sama dengan penduduk.”

Rwanda dan Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) yang beranggotakan 16 negara mengirim sekitar 3.000 tentara sekitar enam bulan lalu untuk membantu Mozambik memadamkan kerusuhan.

Newsletter Harian Sabah

Tetap up to date dengan apa yang terjadi di Turki, itu wilayah dan dunia.

Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja. Dengan mendaftar, Anda menyetujui Ketentuan Penggunaan dan Kebijakan Privasi kami. Situs ini dilindungi oleh reCAPTCHA dan berlaku Kebijakan Privasi dan Persyaratan Layanan Google.

Posted By : togel hongkonģ hari ini