Pandemi berdampak ‘menghancurkan’ pada hak asasi manusia di Afrika Selatan
WORLD

Pandemi berdampak ‘menghancurkan’ pada hak asasi manusia di Afrika Selatan

Dengan meroketnya kasus kekerasan berbasis gender dan kampanye media sosial xenofobia yang dilaporkan, di samping sejumlah masalah lain, pandemi COVID-19 telah memiliki “efek yang menghancurkan” pada hak asasi manusia di Afrika Selatan, Amnesty International mengatakan pada hari Jumat.

“Afrika Selatan terus menunjukkan beberapa tingkat kekerasan berbasis gender yang paling luas dan ekstrem. Ini merasuki struktur politik, ekonomi dan sosial masyarakat, melintasi semua perpecahan dan berdampak pada semua aspek kehidupan,” kata Shenilla Mohamed, direktur eksekutif dari Amnesti Internasional Afrika Selatan.

Mohamed mengatakan laporan statistik kejahatan triwulanan polisi yang baru-baru ini dirilis melukiskan gambaran suram tentang apa yang terjadi di negara itu.

“Jumlah total pelanggaran seksual meningkat 4,7% antara Juli dan September. Ada lebih dari 13.000 kasus kekerasan dalam rumah tangga dalam periode tiga bulan yang sama,” katanya dalam sebuah laporan yang menandai Hari Hak Asasi Manusia Internasional.

Mohamed mengatakan jelas bahwa Afrika Selatan bukanlah tempat yang aman bagi semua orang yang tinggal di dalamnya dan mendesak polisi untuk menghormati kewajiban mereka untuk melindungi hak hidup dan keamanan semua orang yang tinggal di negara itu.

Amnesty International juga mengatakan mereka telah melihat peningkatan penggunaan kekuatan yang berlebihan dan mematikan oleh pasukan keamanan, terutama selama kerusuhan Juli dan mendesak polisi untuk tidak menggunakan kekuatan yang berlebihan.

Insiden protes kekerasan dan penjarahan pecah di beberapa bagian Afrika Selatan pada bulan Juli dengan perusuh memprotes penangkapan dan penahanan mantan Presiden Jacob Zuma.

Sekitar 300 orang kehilangan nyawa mereka selama protes. Namun, polisi menyangkal bahwa mereka menggunakan kekuatan berlebihan untuk memadamkan protes sporadis, yang digambarkan Presiden Cyril Ramaphosa sebagai kerusuhan terburuk sejak berakhirnya apartheid.

Penjarahan dan penghancuran bisnis menyebabkan kerusakan yang diperkirakan mencapai $3,4 miliar.

Amnesty International mengecam negara-negara kaya karena menimbun vaksin dengan mengorbankan negara-negara berkembang.

“Sayangnya pandemi tidak menghentikan pelanggaran hak komunitas global dengan vaksin disedot oleh negara-negara kaya sementara negara-negara berkembang bergegas, memohon dan memohon vaksin dengan harga terjangkau,” kata Mohamed.

Newsletter Harian Sabah

Tetap up to date dengan apa yang terjadi di Turki, itu wilayah dan dunia.

Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja. Dengan mendaftar, Anda menyetujui Ketentuan Penggunaan dan Kebijakan Privasi kami. Situs ini dilindungi oleh reCAPTCHA dan berlaku Kebijakan Privasi dan Persyaratan Layanan Google.

Posted By : keluaran hk hari ini