Konsep hiburan seorang manusia bisa menjadi pengalaman yang mengancam jiwa bagi seekor burung. Kembang api, yang ada di mana-mana di acara-acara di seluruh Turki, dapat menyebabkan stres, serangan jantung, dan bahkan kematian burung, para ahli memperingatkan.
Kembang api, bahan pokok pesta, menghiasi langit di negara itu sekali lagi selama perayaan Tahun Baru, meskipun ada larangan oleh beberapa kota setelah ledakan mematikan di pabrik kembang api pada tahun 2020. Namun, penggunaannya masih meluas sementara tidak ada larangan produksi atau impor mereka. Ergün Bacak, pakar satwa liar dari Sekolah Kejuruan Kehutanan Universitas Istanbul Cerrahpaşa, mengatakan waktu kembang api, biasanya pada malam hari, khususnya, menyusahkan burung.
“Kebanyakan makhluk burung beristirahat di malam hari. Mereka tidak aktif sama sekali. Tapi kilatan cahaya yang tiba-tiba di langit dan kebisingan yang menyertainya menyebabkan mereka stres. Mereka takut pada suara dan cahaya di malam hari dan kadang-kadang, dalam kepanikan, mereka bisa jatuh. Kembang api juga dapat menyebabkan serangan jantung di antara mereka,” kata Bacak kepada Anadolu Agency (AA) pada hari Minggu.
Para ahli meminta pihak berwenang untuk melarang pertunjukan kembang api, yang terkadang juga dapat menyebabkan cedera di antara manusia. Menyusul perayaan Tahun Baru tahun ini, para pecinta binatang telah membagikan video burung-burung yang melarikan diri dengan panik di tengah pertunjukan kembang api di kota-kota besar di media sosial, menyuarakan kritik. Penggunaan kembang api juga dikritik karena berbahaya bagi kesehatan masyarakat karena memancarkan bahan kimia dan gas yang berpotensi beracun ke udara juga.
Bacak mengatakan burung sangat sensitif terhadap kembang api, karena mereka adalah “binatang yang bisa stres bahkan saat mendengar suara guntur.”
“Kembang api dapat menyebabkan masalah lain bagi mereka, seperti memaksa mereka meninggalkan sarangnya, dan jika mereka sedang dalam musim kawin dan inkubasi, ini dapat membahayakan prosesnya. Untuk burung nokturnal, seperti burung camar dan burung migran yang beraktivitas di malam hari, kembang api terkadang membakar mereka hidup-hidup atau melukai mereka,” tambahnya. Dia menyesalkan kurangnya kesadaran publik tentang masalah ini dan mengatakan pemerintah lokal atau nasional harus bertanggung jawab atas masalah ini dan melarang penggunaan kembang api.
zmen Yeltekin, seorang aktivis dari Asosiasi Studi Keanekaragaman Hayati negara itu, mengatakan suara kembang api bisa mencapai 200 desibel, sesuatu yang bahkan berbahaya bagi telinga manusia, dan burung, yang lebih sensitif daripada manusia, menghadapi risiko yang lebih tinggi. “Selain kebisingan, kembang api juga mengganggu siklus tidur mereka,” kata Yeltekin.
Posted By : data hk 2021