Sekelompok bipartisan deputi Amerika mendesak Presiden Joe Biden untuk mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina untuk membantu Kyiv dalam menghadapi invasi Rusia, dengan penekanan pada sistem drone tempur yang dibuat oleh perusahaan pertahanan Turki Baykar.
Surat itu, tertanggal 4 April, menekankan perlunya Biden untuk membantu Ukraina bertahan dari ancaman udara, dan mengatakan Biden harus mengirim rudal Stinger tambahan ke negara itu, serta menyediakannya dengan sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh untuk menggagalkannya. roket Rusia.
Dalam surat yang diperoleh Anadolu Agency (AA), anggota parlemen secara khusus meminta Biden untuk memberi Ukraina “kemampuan sistem udara tak berawak (UAS) yang lebih luas,” termasuk drone yang mampu terbang jarak lebih jauh. Mereka menunjuk secara khusus ke sistem Bayraktar TB-2 Turki, yang telah dikerahkan Ukraina untuk sukses melawan pasukan Rusia.
TB-2 dan drone serupa akan memungkinkan Ukraina “untuk lebih mengganggu jalur pasokan Rusia dan melawan taktik pengepungan Rusia, terutama di Ukraina Timur,” kata surat yang ditandatangani bersama oleh 44 anggota Kongres.
Surat itu ditulis oleh anggota kongres Andy Kim, Jason Crow dan Peter Meijer.
Penandatangan bersama termasuk anggota Komite Angkatan Bersenjata, Intelijen dan Urusan Luar Negeri DPR, seperti Peter Meijer, Republikan teratas di Komite Keamanan Dalam Negeri DPR, dan Michael Turner, Republikan teratas di Komite Intelijen.
Selain membantu Ukraina bertahan dari ancaman udara, anggota parlemen meminta Biden untuk memberikan Ukraina rudal anti-kapal untuk menargetkan armada Rusia, yang mereka katakan “meluncurkan serangan terhadap warga sipil Ukraina dan digunakan untuk memasok pasukan darat.”
Permintaan senjata anti-tank, seperti Javelin yang sudah disediakan, harus dipenuhi dengan produksi yang cukup dari perusahaan senjata Amerika, tambah anggota parlemen.
Surat itu datang ketika Ukraina bersiap untuk apa yang telah diperingatkan AS dan sekutunya adalah serangan Rusia yang menjulang di selatan dan timur Ukraina setelah menarik pasukan dari utara negara itu menyusul serangan yang digagalkan di sana.
Rusia memulai perangnya melawan Ukraina pada 24 Februari. Hal itu telah memicu kemarahan internasional, dengan Uni Eropa, AS dan Inggris, antara lain, menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.
Setidaknya 1.626 warga sipil telah tewas dan 2.267 terluka di Ukraina, menurut perkiraan PBB, dengan angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.
Lebih dari 4,3 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke negara lain, dengan lebih dari 7 juta lebih pengungsi internal, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Posted By : togel hongkonģ hari ini